Monday, September 24, 2018

Urgent! My Latest Skin Problem

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Hai semuanya, apa kabar kalian? 

Kemarin-kemarin di beberapa tulisan ku membahas mengenai pengalamanku mengikuti Asian Games 2018 sebagai volunteer. Jujur aku kangen nulis review mengenai skin care ataupun make up, dan kali ini aku ingin berbagi sama kalian semua. 

Bukan,
bukan berbagi review skin care ataupun make up, tapi berbagi tentang masalah yang aku hadapi saat ini. Jujur guys, aku ngerasa down belakangan ini. Entah kenapa sejak akhir bulan Juli ketika aku kembali lagi ke Bintaro dari kampung halamanku di Padang, aku ngerasa mukaku sekarang bermasalah banget. 

Di penghujung tahun 2017 hingga sekitar bulan Juli kemarin aku masih bisa berbahagia karena mukaku yang fine-fine aja dari masalah jerawat, paling cuma tinggal menghilangkan bekas jerawat walaupun bisa dibilang masih banyak. Tapi seketika berubah sewaktu aku kembali ke Bintaro. Setelah aku mengikuti kegiatan training untuk Asian Games 2018, esok hari aku ngerasain muka aku gradakan, muncul beruntusan kecil-kecil. Aku ga merasa salah menggunakan produk karena aku ga pake macem-macem, cuma sunblock yang biasa aku pake dan cushion. Tapi memang sih aku mengganti pencuci wajah dari Senka Perfect Whip menjadi Acne karena facial washku ketinggalan di rumah mama.

Aku sudah lama menghentikan penggunaan vitacid karena merasa sudah tidak perlu menggunakannya lagi. Apa karna perubahan cuaca? atau karena polusi udara Jakarta? Aku rasa sebelum mudikpun kondisi wajahku masih baik-baik saja. 

Ya memang seingatku, aku pernah salah menggunakan produk DD Cream dari W*rdah ketika sebelum mudik yang membuat pipi sebelah kanan penuh dengan jerawat. Tapi aku sudah berhasil mengatasinya dengan menghentikan pemakaian. 

Oke balik lagi. Awalnya kulit wajahku mengalami beruntusan, dan sekarang semakin parah dengan munculnya jerawat-jerawat batu. Kadang aku merasa permasalahan di wajah seperti beruntusan-beruntusan tersebut mulai memudar, kemudian dengan bodohnya aku menggunakan essence sebelum menghilangkan beruntusan tersebut. Aku berharap dengan penggunaan essence bisa sedikit mengurangi beruntusan, namun ternyata berujung jerawat batu. Ya Lord, kenapa cuma sebentar aja sih bisa ngerasain punya kulit muka yang mendingan.. T.T

Untuk saat ini aku mengentikan segala skin care routine yang sebenarnya juga ga ribet. Aku memutuskan untuk menghentikan penggunaan masker wajah, essence dan toner untuk sementara waktu. Saat ini aku mengganti facial wash dari Acne ke Cetaphil Gentle Skin Cleanser karna facial wash ini direkomendasikan oleh dokter dan juga aman digunakan untuk bayi. Kemudian aku kembali menggunakan Aloe Vera dari Nature Republic dengan berharap penuh kali ini semoga permasalahan wajahku segera hilang dengan mengandalkan kedua produk ini.

Aku berharap masukan dari teman-teman semua, yang mau berbagi pengalaman mengatasi permasalahan wajah terutama permasalahannya persis dengan yang aku alami, please comment atau  DM ke aku. 

Terimakasih semua atas waktunya untuk membaca tulisanku kali ini. Maaf kali ini aku ga bisa berbagi tips ataupun pengalaman seperti biasanya, malahan berbagi masalah. Aku mohon doa dari teman-teman semua semoga permasalahan wajahku bisa segera berakhir. Buat teman-teman yang memiliki permasalahan yang sama, semoga kita segera melaluinya ya.. :)

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Asian Games 2018 Bagian dari Perjalanan: Bertugas di Venue Aquatic

Assalamu'alaikum Wr. Wb sahabat semua,

Di artikel yang sebelumnya, aku sudah memaparkan pengalamanku bertugas ketika Opening Ceremony (bisa dibaca di sini). Bertugas di opening maupun closing ceremony bukanlah tugas utama yang harus kami jalani sebagai volunteer divisi venue, kami hanya diperbantukan selama ceremony berlangsung. Namun, setelah opening selesai, barulah kami masuk ke tugas kami yang sebenarnya. Di artikel yang sebelumnya sudah dijelaskan bahwa tim kami ditempatkan pada cabang olahraga (cabor) Rugby yang pertandingannya hanya berlangsung selama 3 hari. Pertandingan Rugby pun baru dimulai pada hari-hari terakhir Asian Games yaitu dari tanggal 30 hingga 1 September. Alhamdulillah, leader kami mengabarkan bahwa sebelum pertandingan Rugby, kami ditempatkan di venue Aquatic terlebih dahulu. FYI aja, di venue Aquatic ada beberapa pertandingan yaitu Renang, Polo Air, dan Renang Indah. Tapi ada sedikit cerita sih, pada awalnya kami ditempatkan di venue Golf, namun ternyata dari pihak golf merasa tidak membutuhkan volunteer tambahan. Hmm, baiklah. Ada hikmahnya juga kami ditempatkan di venue Aquatic. Tidak terbayang kami harus berpanas-panas jika memang harus bertugas di venue Golf. Tapi bukan berarti kami menolak berpanas-panas ya jika memang harus bertugas di Golf, kami hanya berusaha mengambil hikmahnya saja. :D

Sebelumnya aku ingin menyampaikan dulu nih bahwa tanggung jawab seorang divisi venue ada tiga. Yang pertama operational yaitu apakah sistem operasional di dalam venue berjalan dengan baik seperti mic, speaker dan lain-lain. Lalu ushering, yang bertugas mengarahkan penonton ke bangku masing-masing dan bertugas di dalam venue. Yang terakhir adalah crowded management, dimana kami bertugas di luar venue dan bertugas ketika penonton masuk ke dalam venue. Namun pada kenyataannya kami lebih banyak ditugaskan untuk ushering dan crowded management.

Oke langsung saja. Kami bertugas di venue Aquatic langsung setelah Opening Ceremony dilaksanakan. Banyak kejadian yang kami alami baik suka maupun duka. Pada hari pertama, aku ditempatkan di pintu VVIP yang menghubungkan dengan tribun khusus VVIP dan harus memastikan bahwa tidak ada yang memasuki area tersebut selain VVIP (tamu VVIP itu yang menjabat sebagai kepala negara seperti presiden ataupun wakil presiden). Jujur aja ya, ga gampang jaga di pintu VVIP. Banyak yang ngeyel ngotot ingin melewati pintu VVIP, apalagi awalnya aku hanya berjaga sendirian. Akhirnya karna merasa kesulitan juga jaga pintu VVIP sendirian dan banyak yang lolos padahal tidak punya akses melalui pintu VVIP, ditambah lagi 1 orang volunteer untuk menjaga pintu tersebut. Selama berjaga, banyak sekali baik dari atlit maupun official yang bertanya apakah boleh masuk atau tidak. Hmm, mungkin sebaiknya memang di pintu tersebut ditempelkan keterangan bahwa pintu tersebut hanya dilalui oleh VVIP. 

Untuk hari-hari selanjutnya, aku tidak lagi ditempatkan di pintu VVIP. Beberapa kali ditempatkan di tribun, di lobby, di warming up, di gate tempat penonton keluar dari venue juga pernah. Mungin sebaiknya aku ceritakan pengalaman yang paling membekas aja ya. 

Sebagus-bagusnya atau bagaimanapun orang-orang memuji tentang suatu acara, tidak ada yang sempurna dan bebas dari cacat dan celah. Begitupun Asian Games 2018. Terkadang terjadi miskomunikasi yang berdampak pada penonton maupun atlit. Pernah ketika final pertandingan polo air, bayangkan yang namanya final pasti ramai oleh penonton terutama penonton Indonesia. Pada awal-awal open gate mungkin masih aman ya. Namun ketika pemukaan pertandingan, penonton masih banyak yang berdatangan, disinilah sempat terjadi sedikit kekacauan. Tribun 12 yang seharusnya menjadi tempat menonton polo air bagi penonton kemudian dipindahkan ke tribun yang ada di seberangnya karena mendapatkan info dari petugas yang berjaga di dalam bahwa bangku sudah penuh. Jarak antara kedua pintu untuk memasuki tribun tersebut juga sangat jauh. Kebetulan aku bertugas di luar tersebut, jadi harus percaya dengan petugas yang berjaga di dalam. Di tengah-tengah kekacauan, ada seorang bapak-bapak yang menggendong anak batita yang marah-marah karena merasa dipersulit dengan pindahnya tribun. Akhirnya aku mengantarkan bapak tersebut ke tribun, namun selama kami jalan menuju tribun, bapak tersebut masih saja emosi dan bahkan mengeluarkan kata-kata yang kurang enak di dengar. Ya aku hanya berusaha menempatkan diri bagaimana jika aku yang berada di posisi bapak tersebut, pasti kesal juga. Aku tidak mengantarkan bapak tersebut sampai tempat duduk karena sudah ada petugas, jadi aku tidak begitu tahu keadaan tribun seperti apa. Namun beberapa waktu kemudian ketika aku melihat keadaan tribun, terlihat bahwa tribun 12 yang katanya sudah penuh namun sebenarnya masih banyak bangku kosong. Wah, akupun bingung kenapa bisa terjadi miskomunikasi seperti ini. Pantas saja penonton merasa kecewa bahkan emosi. Kemudian pintu tribun 12 kembali dibuka. Jujur aku sendiripun bingung dengan miskomunikasi yang terjadi. 

Tidak hanya ketika final polo air, ketika final pertandingan swimming pun terjadi kekacauan. Aku yang pada saat itu berjaga di dalam venue menyaksikan langsung betapa hecticnya suasana pada saat itu. Banyak penonton yang tidak mendapatkan tempat duduk sehingga kami harus berlari-larian di tangga untuk mencarikan tempat. Ada juga ketika kami berhasil menemukan tempat duduk, penonton tersebut tidak ingin duduk disana karena posisinya sedikit di atas. Bahkan penonton tersebut berkata ingin duduk di tribun media yang kebetulan masih kosong jika tidak menemukan tempat tempat duduk yang dia inginkan. 

Tapi ada juga sih kejadian yang sedikit menggelitik rasanya. Teman-teman tau Sun Yang gak? Jadi Sun Yang ini salah satu atlit renang pria dari China yang berhasil menyumbangkan banyak emas bagi negaranya di ajang Asian Games ini. Oke lanjut, jadi di saat suasana sedang hectic dan aku sibuk bolak balik di tribun penonton, tiba-tiba ada mas-mas gemes manggil-manggil. Pas aku nengok, wah ada apa nih mas-mas manggil. Lalu dengan suara manjanya dia minta dianterin buat ketemu Sun Yang yang udah diidolakan banyak orang, kususnya perempuan. Yaaah kirain mau minta nomor saya mas.. Eh.. ;P

Nah foto di atas diambil ketika final pertandingan swimming. Mohon maaf saking malas ambil foto dan cuma ambil gambar di insta strory, jadi aku cuma bisa pakai foto yang ini. Di foto memang tidak terlihat hectic, tapi percayalah guys selama pertandingan swimming, malam final adalah malam yang paling melelahkan. :')

Tidak hanya pernah dimarahi penonton, dimarahi atlitpun pernah. Kebetulan aku dimarahi oleh atlit Jepang saat itu. Atlit tersebut merasa kesal karena peraturan yang berubah-ubah. Dari awal pintu warming up yang dia gunakan untuk keluar masuk ternyata tidak boleh lagi digunakan untuk pintu masuk, dan hanya digunakan sebagai pintu keluar saja. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keamanan di dalam venue, karena setiap atlit dan ofisial yang masuk ke dalam venue harus melakukan scan ID card, dimana scan ID hanya bisa di lakukan di pintu lobby tempat mereka masuk. Tapi apapun yang terjadi, peraturan tetaplah peraturan. Kami di sini sebagai volunteer pun berusaha memberikan pelayanan terbaik, namun kami juga disini hanyalah menjalankan tugas. Walaupun banyak yang merasa tidak senang, kami tetap berusaha tegas namun tetap sopan dalam menjelaskan agar tidak terjadi salah paham.

Yah, kejadian tidak mengenakkan memang paling teringat. Namun bukan berarti tidak ada kejadian yang menyenangkan. Kebersamaan dengan teman-teman volunteer dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi bagian dalam kesuksesan terselenggaranya Asian Games 2018 adalah pengalaman yang tidak bisa tergantikan oleh apapun. 
Foto bersama tim venue Rugby di depan venue Aquatic
Wah, cukup panjang ya guys artikel kali ini. Aku takut temen-temen semua bosen, jadi untuk kelanjutan cerita selanjutnya tunggu aja ya. Akan dirilis segera. Thank you semua!!

 ~ASIAN GAMES 2018: ENERGY OF ASIA~


Thursday, September 20, 2018

Asian Games 2018 Bagian dari Perjalanan: Bertugas Ketika Opening Ceremony

Assalamu'alaikum Wr. Wb teman-teman semua, 
Cerita kali ini dan beberapa artikel kedepan adalah cerita yang paling saya nanti-nantikan untuk dibagikan ke teman2 semua. Namun cukup sulit untuk memilih dan memilah cerita mana yang akan saya tuliskan karna memang setiap hari selama Asian Games berlangsung selama 18 hari, ada-ada saja kejadian menyenangkan maupun kurang menyenangkan yang dialami. Tapi ga mungkin dong bisa diceritakan semua.
Grup venue kami sebenarnya ditempatkan di cabang olahraga rugby (selanjutkan singkat saja menjadi cabor), dimana pertandingan rugby hanya berlangsung selama 3 hari saja, walaupun tentunya ada hari-hari sebelum pertandingan yang digunakan untuk persiapan. Sangat berbeda dengan pertandingan cabor-cabor lainnya yang bahkan dimulai sebelum pembukaan AG. Kami satu tim cukup kecewa, mengingat perjuangan untuk menjadi volunteer yang cukup panjang namun berakhir dengan waktu kerja yang singkat. Akhirnya kami memohon kepada leader tim kami, bahkan kepada ketua venue GBK untuk mengoper kami ke cabor lain selama tidak bertugas. Kami tidak bisa mendapat jawaban secara langsung. Namun doa-doa kamipun didengar. Kami mendapat kabar bahwa diperbantukan di venue golf, namun karena satu dan lain hal, kami akhirnya ditempatkan divenue Aquatic hingga sebelum waktu pertandingan rugby dimulai. Kami merasa berterimakasih karena permintaan kami dipenuhi. 

Tidak sampai disitu saja, kami mendapat kabar baik lainnya bahwa volunteer venue yang ada dijakarta diperbantukan untuk opening Asian Games (ini bener-bener membahagiakan gengs). Iya, kami diperbantukan di acara yang paling spektakuler di Indonesia, bahkan dunia luar pun mengakui betapa suksesnya acara tersebut. Kami bertugas tidak hanya pada hari h saja, namun juga pada rehearsal. Untuk persiapan, kami melakukan simulasi pada hari menjelang rehearsal dilaksanakan. 

Rehearsal
Selama rehearsal, kami ditempatkan pada zona-zona tertentu dan bertugas untuk menyambut tamu/penonton yang datang dan juga membantu mereka jika mereka ingin menanyakan sesuatu atau mengalami kesulitan. Kebetulan, saya dan beberapa teman-teman lainnya ditempatkan di zona kaka (buat teman-teman yang sempat dateng pasti tau dong zona kaka dimana 😁). Zona kaka merupakan jalur yang menghubungkan secara langsung dengan pintu masuk ke stadion utama dimana opening akan dilaksanakan. Untuk rehearsal, open gate dilakukan sekitar pukul 3 sore. Ada beberapa kejadian yang kurang menyenangkan gengs sebelum rehearsal berlangsung. Saya dan beberapa teman-teman yang berdiri sebelum gerbang menuju pintu masuk stadion harus merasakan kena semprot dari beberapa tamu undangan. Saya sendiri pada saat itu dihampiri oleh bapak-bapak yang sudah sangat emosi, yang ditemani juga oleh istrinya merasa kesal dengan sistem penukaran tiket yang bertele-tele dan tempat penukaran yang jauh. Kami sebagai volunteer tidak di briefing sebelumnya mengenai hal ini, sehingga kami melaporkan pada ketua (bukan leader di tim volunteer kami ya) dan memutuskan untuk mengantarkan sepasang suami istri tersebut menuju tempat penukaran. Tidak hanya mereka, masih banyak yang merasa kecewa dengan masalah penukaran tiket, padahal sebenarnya untuk rehearsal ini tidak perlu dilakukan penukaran tiket. Wah, saya merasa ini benar-benar miskomunikasi yang sangat merugikan penonton. Namun saya merasa bersyukur bahwa ini masih rehearsal, belum acara yang sebenarnya. Kejadian tersebut juga tidak mengurangi semangat kami dalam bertugas. Yaa walaupun lumayan lelah juga berdiri cukup lama dari pukul 3 sore hingga jam 10 malam.

Ketika acara rehearsal dimulai, kami yang bertugas di luar bisa mendengar sedikit-sedikit kehebohan didalam stadion utama. Walaupun tidak bisa melihat acara secara langsung, kami merasa senang terutama ketika kembang api dinyalakan. Kembang apinya sangat spektakuler, bagus banget!! Kami yang berada di luar merasa takjub, apalagi yang berada di dalam stadion. Saya denger-denger, untuk kembang api saja menghabiskan dana yang cukup besar. Pantas saja kembang apinya begitu luar biasa. Ini baru rehearsal lho, belum acara yang sebenarnya. Acara selesai pukul 9-10 malam, dan kami volunteer yang bertugas juga kembali ke rumah masih-masing.

Opening Asian Games 2018
Jeng Jeng Jeng... Akhirnya acara opening yang sebenarnya telah tiba. Kami tidak sabar datang ke GBK dan menjalankan tugas kami di sana. Kami harus tiba di lokasi pada pukul 14.00-15.00 WIB. Ternyata, sesampainya di GBK dan berkumpul dan teman-teman volunteer, ada kabar baik lagi yang kami terima. Kami yang selama rehearsal bertugas di luar gerbang stadion utama tempat opening dilaksanakan, dipindahkan kedalam gate walaupun tidak di dalam stadion. Kami merasa senang dengan perubahan lokasi tempat kami bertugas ini, karena kami berfikir paling tidak bisa mengintip acaranya walaupun sebentar. Hihihi. Namun walaupun begitu, kami baru bisa menuju ke dalam gate setelah maghrib, dan sebelum itu kami tetap bertugas di luar gate seperti saat rehearsal. 

Pukul 15.00 sudah sangat banyak tamu yang berdatangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sudah banyak penonton yang masuk, namun banyak juga yang masih berada di luar sembari meilihat-lihat dan berfoto. Ada juga segerombolan orang-orang yang berasal dari Korea yang datang dan ketika kami menyapa, mereka sangat ramah dan terlihat senang. Di zona tersebut juga ramai dengan stand-stand jualan yang sudah resmi ataupun produk-produk dari sponsor. Para penonton yang masih berada di luar juga banyak yang meminta tolong untuk mengabadikan foto kepada kami.

Akhirnya tibalah waktu istirahat maghrib, kami para volunteer diberi waktu untuk istirahat makan dan sholat. Kemudian selepas istirahat, saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Kami diminta untuk masuk ke dalam gate dan dijelaskan bahwa tugas kami adalah menunjukkan jalan keluar kepada penonton ketika acara selesai. Karena tugas kami dilaksanakan saat acara selesai, akhirnya kami menunggu. Namun senang sekali bahwa di tempat kami berugas merupakan tempat berkumpulnya para penari sebelum mereka masuk ke dalam stadion dan menunjukkan atraksi mereka. Kami sempat mengambil beberapa foto maupun video dari para penari. 
Nah, kira-kira di sekitar sini kami berjaga
Foto bersama penari Opening Asian Games 2018
Sebenarnya ingin sekali masuk dan menyaksikan sebentar seperti apa sih opening ceremony nya. Apalagi mendengar kehebohan yang semakin jelas karena bertugas di dalam gate. Tapi saya pribadi gak berani nyoba sih, karena memang sebenarnya kami tidak diberikan akses untuk ke dalam. Jadi ya, saya cuma bisa liat dari pintu masuk penarinya. :( 
Cuma bisa lihat dari sini aja guys.. :(
Sekitar pukul 9-an, para penonton mulai keluar dari venue. Nah, kami para volunteer mulai bertugas. Kami berjejer dari pintu keluar venue hingga gerbang/gate, kemudian kami para volunteer mengucapkan "terimakasih", "selamat malam", "hati-hati dijalan", dan lain sebagainya. Kami lebih banyak menggunakan bahasa walaupun kepada penonton asing sekalipun, untuk mengenalkan Bahasa Indonesia kepada mereka. Pasti kita familiar dong dengan ungkapan "thank you", atau "anyeonghaseo"? Nah, misi volunteer juga untuk menyebarkan budaya dan Bahasa Indonesia biar lebih dikenal dunia gengs. Kami merasa bahagia, karna para tamu sangat salut dan merasa terharu melihat para volunteer yang sengaja menyambut mereka ketika keluar dari venue. Bahkan banyak yang meminta foto bersama dengan kami. Dari banyaknya jumlah penonton yang keluar dari venue, ada beberapa yang berasal dari kalangan artis seperti Zaskia Adya Mecca, beberapa personel Nidji, ataupun youtuber Ria Richis. Tapi cukup melelahkan juga sih, karna penonton yang terus menerus keluar dari venue dan rasanya gak abis-abis.. Hahaha. Tapi lelah kami terbayarkan karena melihat wajah-wajah penonton yang merasa sangat puas. Mengingat opening ceremony yang sangat luar biasa dan merupakan acara yang spektakuler yang mampu membuat dunia kagum terhadap Indonesia.  

Nah, itulah pengalaman yang kami lalui selama rehearsal dan opening ceremony. Untuk cerita selanjutnya, semoga segera di update ya gengs. Gak tau deh bakalan bikin cerita berapa jilid, mengingat banyak hal yang kami lalui selama Asian Games 2018. Untuk artikel sebelumnya, bisa diliha di sini ya gengs Persiapan Asian Games. Terimakasih udah mampir. Jargon dulu yuk!


~ASIAN GAMES 2018: ENERGY OF ASIA~





Thursday, September 6, 2018

Asian Games 2018 Bagian dari Perjalanan: Pendaftaran Hingga Persiapan sebagai Volunteer

Assalamu'alaikum Wr. Wb semuanya, 

Udah lama ga nulis artikel di blog ini. Maafkan daku teman-teman, entah karna belum ada inspirasi atau karna sibuk, akhirnya blog ini terabaikan sementara.

Kali ini aku kembali lagi untuk berbagi pengalaman, tapi tidak berkaitan dengan dunia per-skincare-an atau per-make up-an karna aku bukan beauty blogger 😜. Kali ini aku mau sharing tentang pengalaman terseru yang pernah aku lewati selama tahun 2018 ini. 

Siapa diantara teman2 yang ikut nge-hype Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta dan Palembang? Sedih ga sih Asian Games 2018 berakhir? Aku yakin banyak diantara teman2 walaupun gak terlalu ngerti masalah olahraga, tapi sebagai tuan rumah pasti banyak teman2 yang ikut merasakan euphoria Asian Games. Apalagi ngeliat opening dan closing ceremony yang luar biasa, bahkan mendapatkan apresiasi bahkan dari negara-negara lain. 
Alhamdulillah, aku diberi kesempatan dari INASGOC atau Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee untuk menjadi bagian dari kesuksesan Asian Games dengan menjadi volunteer atau relawan dalam bahasa kitanya. Ya walaupun ada beberapa isu-isu yang melibatkan volunteer, namun itu hanya segelintir aja. Hal tersebut tidak mengurangi rasa banggaku yang telah menjadi bagian dari volunteer Asian Games 2018.

Kali ini, aku ingin berbagi sedikit cerita mulai dari bagaimana proses seleksi hingga cerita-cerita menarik ketika Asian Games berlangsung. 

Proses Pendaftaran dan Seleksi
Jadi ceritanya, di tahun 2017 ketika baru lulus kuliah, salah seorang teman jurusanku menyebarkan info di grup  bahwa Asian Games membutuhkan volunteer dalam jumlah yang cukup besar. Waktu itu, volunteer yang dibutuhkan tidak hanya untuk Asian Games yang diadakan pada Agustus 2018 saja, namun juga untuk Invitation Tournament (semacam test event atau ajang percobaan) yang dilaksanakan pada Februari 2018 selama 1 minggu. Mohon maaf aku lupa mendaftar untuk Asian Games atau untuk Invitation Tournament. Yang jelas tidak ada kabar semenjak selesai melakukan proses pendaftaran.

INASGOC kembali membuka rekrutmen bagi volunteer pada awal tahun 2018 setelah Invitation Toutnament dilaksanakan. Kebetulan aku mendapatkan undangan eksklusif dari indorelawan dibulan Maret 2018, dimana proses pendaftaran ini tertutup dan hanya diperuntukkan bagi anggota indorelawan. Tanpa berfikir panjang, aku memutuskan untuk kembali mendaftar melalui link yang diberikan. Pada pendaftaran kali ini, aku memilih lokasi penempatan Jakarta karena saat itu sudah berdomisili di Tangerang Selatan.

Fyi, ada 3 kategori yang bisa dipilih sebagai relawan, yaitu asisten National Olympic Commitee (NOC), asisten protokol, dan Liason Officer. Asisten protokol bertugas untuk mendampingi tamu-tamu VVIP, yang antara lain kepala negara, International Olympic Committee (ICO), dan keluarga Olympic Council of Asia, serta pejabat tinggi. Adapun, asisten NOC akan bertugas untuk mendampingi tamu VIP dan delagasi dari negara-negara peserta Asian Games. Kategori Laison Officer akan bertugas untuk memberi informasi pada delagasi, tamu, atau pengunjung yang membutuhkan, seperti bantuan bandara, hotel, venue, perkampungan atlet, makanan dan katering (www.detik.com)

Jujur untuk pendaftaran ini aku gak berharap banyak. Syukur-syukur bisa lolos, kalaupun tidak ya mungkin belum rejekinya. Namun siapa sangka, pada awal bulan Mei aku mendapatkan undangan psikotes untuk dapat menjadi bagian dari volunteer Asian Games 2018. Tentunya tidak menyangka juga, setelah 2 bulan akhirnya bisa mendapat panggilan seleksi. Seleksi dilaksanakan diberbagai tempat, namun lokasi yang kudapatkan adalah di Kemang, tepatnya di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). 

Singkat cerita, seleksi yang dilaksanakan tidak hanya mengenai psikotes saja, namun juga FGD (Forum Group Discussion). Sebelum psikotes dilaksanakan, kita juga mengisi form yang telah diberikan seperti data-data pribadi serta divisi yang diminati untuk ditempatkan ketika nanti bertugas. Karena beberapa kali mengikuti psikotes untuk seleksi kerja, aku cukup familiar dengan soal-soal psikotes tersebut. Setelah psikotes dilaksanakan, dilanjutkan dengan FGD yang membahas mengenai topik tertentu yang telah disediakan oleh pengawas. Topik yang diberikan tidak sulit, yang terpenting kita harus aktif memberikan pendapat namun jangan sampai ada teman kita yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan isi fikirannya. Di dalam FGD ini juga sekalian wawancara loh. FGD ini selesai dalam waktu 1-2 jam.

Training Persiapan Asian Games 2018
Selang beberapa hari setelah proses seleksi, aku kembali mengucap syukur karena mendapatkan undangan untuk mengikuti training yang akan dilaksanakan sebanyak 3 kali. Training yang pertama adalah mengenai nilai-nilai Olahraga (NOR). Di training pertama kami dijelaskan mengenai sejarah dari olahraga, struktur organisasi di tingkat dunia dan nasional, jenis-jenis olahraga yang dipertandingkan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan olahraga. Kita perlu mendapatkan pengetahuan dasar mengenai hal ini karena kita akan berhadapan dengan ajang olahraga terbesar di Asia dan juga berhadapan dengan para atlit. Tentu pengetahuan dasar ini menjadi hal yang cukup penting sebagai bekal kita selama menjadi volunteer. Pada training pertama ini kami juga dikenalkan pada tagline atau jargon yang hingga saat ini masih terngiang dan akan selalu teringat salah satunya adalah "ASIAN GAMES 2018:ENERGY OF ASIA"
Teman-teman sekelas ketika training Nilai-ilai Olahraga (NOR)
Training yang kedua adalah General Training (meliputi Etiket, Komunikasi,Interpersonal, serta Budaya dan Pariwisata). Disini kami dijelaskan mengenai tata krama, cara berkomunikasi yang baik, cara menyambut tamu yang baik, serta pengetahuan-pengetahuan mengenai pariwisata yang ada di Jakarta. Hal tersebut penting diberikan mengingat kita akan menghadapi para atlit, official, serta tamu-tamu penting yang berasal dari berbagai negara. Volunteer adalah wajah-wajah yang mencerminkan Indonesia secara keseluruhan, sehingga kami dibekali dengan nilai-nilai tersebut agar kami mampu menyambut para tamu dan memberikan pelayan terbaik bagi mereka.
Teman-teman sekelas ketika General Training
 Kemudian, training yang terakhir adalah training yang berkaitan dengan divisi yang nantinya akan ditempati yang disebut dengan Job Specification Training (JST). Jujur saja, aku tidak yakin akan terpilih sesuai dengan divisi yang aku inginkan. Fyi, sebelumnya aku memilih divisi ceremony. Ternyata benar, setelah sebulan semenjak training kedua, aku mendapat kabar bahwa aku harus mengikuti JST untuk divisi Venue and Environment. Tidak begitu kecewa, malah rasanya lega karena sudah mendapatkan jadwal untuk training selanjutnya. Sesaat setelah mendapatkan email undangan, aku dimasukkan kedalam grup wa yang beranggotakan divisi venue dengan cabang olahraga rugby sebanyak 21 anggota. Wow, rugby? Jujur saat itu aku tidak memahami mengenai olahraga ini (maafkan aku teman-teman :p). Tapi setelah sedikit melakukan browsing, aku cukup memahami seperti apa olahraga ini. Dan 20 orang anggota lainnya akan menjadi rekan kerja selama Asian Games berlangsung. Saat itu aku hanya bisa berharap semoga terjalin kerjasama yang baik dan kami bisa menjadi dekat walaupun event ini tidak akan berlangsung lama.

Training ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli, dan dilaksanakan di Gelora Bung Karno, tepatnya di Hall A Basket Senayan. Ada sekitar seribuan volunteer yang mengikuti training. Tidak hanya dari volunteer venue, namun ada juga volunteer dari Look of the Game (LOG) yang ikut training bersama kami, walaupun sebagian besar peserta berasal dari Departemen Venue. Training kali ini tentulah menjadi training yang paling menarik. Selain materi yang sudah menjurus dan membahas langsung mengenai tugas volunteer secara spesifik sesuai dengan departemen, panitia juga menghadirkan pembicara menarik, bahkan bintang tamu yang berasal dari kalangan artis. Paling istimewa adalah kehadiran Wakil Gubernur Jakarta, Bapak Sandiaga Uno yang secara khusus hadir untuk memberikan sambutan serta semangat kepada volunteer. Hadir juga aktor tanah air Atalarik Syah, yang membagikan pengalaman pribadinya semasa muda sebagai volunteer di ajang olahraga di Korea juga (maaf banget guys, aku ga bisa inget namanya, mungkin semacam olimpiade). Selain itu hadir juga ketua INASGOC 



Bapak Sandiaga Uno memberikan sambutan di JST Venue and Environment
JST dilaksanakan dari pukul setengah 10 hingga menjelang maghrib. Nah, setelah JST dilaksanakan, setiap volunteer menyempatkan diri untuk berkumpul sesuai cabang olahraga yang telah ditentukan. Exited sekali rasanya, setelah sekian lama berkomunikasi melalui WhatsApp kami bisa bertatap muka secara langsung dan saling berkenalan. Baru pertama bertemu, ternyata tim kami semenyenangkan itu guys. Selain berkenalan, kami juga sempat membicarakan mengenai hal-hal penting lainnya seperti jam kerja, job desk, dan lain sebagainya. Sebelum pulang, kami juga sempat mengabadikan foto walaupun sayang sekali tidak semua anggota yang ikut berfoto bersama.


Volunteer Venue cabang olahraga Rugby
Oke sekian dulu guys cerita mengenai keseruan kali ini. Untuk cerita mengenai tugas di lapangan, bisa dikunjungi di link ini Opening Ceremony. Thankyou!!

~ASIAN GAMES 2018: ENERGY OF ASIA~